Skip to main content

Sejarah Singkat Marga Karo-karo Dalam Suku Karo

Sejarah Singkat

Sejarah marga Karo-karo ini berbeda-beda. Perbedaan ini berasal dari latar belakang setiap submarga yang berbeda pula sejarahnya. Diantaranya adalah:

Karosekali
Karosekali merupakan salah satu submarga dalam marga Karo-karo. Menurut legenda, submarga ini berasal dari Siberaya, Lau Gendek, dan Taneh Jawa. Submarga inilah yang merupakan submarga tertua dari marga Karo-karo.

Kemit dan Samura
Kemit dan Samura adalah dua submarga dalam marga Karo-karo. Kedua submarga ini berasal dari Karo-karo Ujung.

Sitepu
Sitepu adalah salah satu submarga dalam marga Karo-karo. Marga Sitepu menurut legenda berasal dari Sihotang (Toba), yang kemudian pindah ke Ogungogung. Marga ini pindah terus ke Beras Tepu, Naman, Beganding, dan Sukanalu. Ada juga sebagian submarga Sitepu yang menyebar ke daerah Langkat, seperti Kuta Tepu.

Sinulingga
Sinulingga juga merupakan submarga lainnya dalam marga Karo-karo. Submarga Sinulingga berasal dari marga Lingga di Lingga Raja Suak Pegagan tanah Pakpak. Di sana, mereka telah menemui marga Munthe Pakpak. Sebagian dari marga Lingga telah berpindah ke Tanah Karo dan mendirikan kampung Lingga dengan menyandang marga Sinulingga. Marga ini juga terdapat di Gayo yang disebut dengan Linge.

Sinuraya
Submarga Sinuraya berasal dari Angkat di Suak Keppas, tanah Pakpak. Submarga ini bersaudara dengan Sinuhaji, keduanya lahir kembar. Submarga ini mendirikan kampung Bunuraya dan Singgamanik. Sinuraya Bunuraya sebagian pindah ke Mulawari dan Sigenderang, sedangkan Sinuraya Singgamanik sebagian pindah ke Kandibata dan Jeraya.

Sinuhaji
Submarga ini memiliki asal-usul yang sama dengan submarga Sinuraya.

Sinukaban
Submarga ini mendiami kampung Kaban di Tanah Karo.

Surbakti
Submarga Surbakti membagi diri menjadi Surbakti dan Gajah. Submarga ini juga kemudian sebagian menjadi marga Torong. Ada yang meyakini leluhur marga ini awalnya adalah marga Gajah di tanah Pakpak, dan hal itulah yang melatarbelakangi keturunannya yang pindah ke tanah Karo mendirikan kampung bernama Gajah.

Kacaribu
Submarga ini merupakan pecahan dari submarga Sinulingga. Submarga ini mendirikan kampung Kacaribu.

Barus
Submarga Barus menurut cerita berasal dari Barus (Tapanuli Tengah). Nenek moyangnya Simbelang Pinggel (atau Simbelang Cuping) yang berarti si telinga lebar. Ia pergi mengungsi dari Barus akibat diusir oleh warga sekampungnya karena kawin sumbang (incest). Sebelum sampai ke tanah Karo, ia sempat singgah dan menetap di Kuta Usang dan dijadikan anak angkat oleh Manik Siketang. Dari sana ia lalu meneruskan perjalanan ke tanah Karo, daerah yang pertama ia masuki adalah Aji Nembah, salah seorang keturunannya diangkat saudara oleh merga Purba karena mengawini impal merga Purba yang disebut Piring-piringen Kalak Purba. Itulah sebabnya mereka sering pula disebut Suka Piring.

Kaban
Submarga ini juga merupakan pecahan dari marga Sinulingga. Mereka mendiami Bintang Meriah dan Pernantin.

Sinubulan dan Ujung
Kedua submarga ini berasal dari Suak Keppas tanah Pakpak.

Purba
Submarga Purba berasal dari Pakpak di Kerajaan Purba, yang berpusat di Pamatang Purba, Simalungun. Submarga ini juga menyebar ke Kabanjahe, Berastagi, Kandibata, Bandar Purba, Pancur Batu, dan Lau Cih. Submarga ini juga membagi diri menjadi Purba Rumah Kabanjahe dan Rumah Berastagi.

Ketaren
Submarga Ketaren diyakini pernah dipakai oleh submarga Purba. Nenek moyang submarga ini berasal dari Kabanjahe, yang bernama Raya dan Batu Maler.

Manik
Submarga ini berasal dari Buluh Duri (Karo Baluren).

Torong
Submarga ini merupakan pecahan dari submarga Surbakti dan memiliki asal-usul yang sama dengan submarga tersebut.

Paroka
Submarga ini diyakini sebagai keturunan dari Kerajaan Sriwijaya.

Namun, ada beberapa submarga yang tidak diketahui asal-usulnya. Contohnya Bukit dan Gurusinga.

Comments

Popular posts from this blog

Kesenian Dan Budaya Sumatera Selatan

S umatera Selatan  adalah salah satu provinsi Indonesia  yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera . Provinsi ini beribukota di Palembang.  Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi  di utara, provinsi Kep. Bangka Belitung  di timur, provinsi Lampung  di selatan dan Provinsi Bengkulu  di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumu dan gas alam  dan batu bara . Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya. Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi , Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan temp

Senjata Tradisional Sumatera Utara (Batak Toba) , Gambar, dan Keunikannya

Masyarakat Batak dikenal sebagai masyarakat yang mampu menjaga kelestarian budaya nenek moyangnya. Di mana pun berada, identitas masyarakat Batak akan tetap terlihat. Ia bahkan tak segan menggunakan bahasa ibunya untuk berkomunikasi dengan sesamanya meski berada di lingkungan perantauan. Bukti kelestarian budaya Batak juga dapat dilihat dari terjaganya peninggalan budaya kebendaan, salah satunya adalah beragam senjata tradisional. Nah, di artikel berikut ini, kita akan mengulas tentang beragam senjata tradisional Sumatera Utara tersebut lengkap dengan gambar dan penjelasannya. Senjata Tradisional Sumatera Utara Ada banyak peninggalan senjata tradisional Sumatera Utara yang berasal dari kebudayaan Suku Batak. Beberapa di antaranya seperti piso gaja dompak, tongkat tunggal panaluan, piso karo, hujur siringis, piso gading, piso sanalenggam, dan piso toba. 1. Senjata Tradisional Piso Gaja Dompak Senjata tradisional Sumatera Utara yang pertama dan yang paling terkenal adalah pisau Gaja

4 Senjata Tradisional Minangkabau (SUMATERA BARAT)

Indonesia, sebagai negara beragam suku bangsa, tentu memiliki kekayaan beragam kultur budaya. Oleh karena itu setiap daerah memiliki ciri identitas masing-masing. Begitu pula dengan senjata tradisionalnya. Provinsi Sumatera Barat yang dikenal memiliki akar budaya Minangkabau yang kuat, tentu saja memiliki senjata hasil produk budaya. Menurut wikipedia.org; Senjata adalah suatu alat yang digunakan untuk melukai, membunuh atau menghancurkan suatu benda. Senjata dapat digunakan untuk menyerang maupun untuk mempertahankan diri, dan juga untuk mengancam dan melindungi. Apapun yang dapat digunakan untuk merusak (bahkan psikologi dan tubuh manusia) dapat dikatakan senjata. Etnis Minangkabau sejak dulu kala dikenal sebagai bangsa perantau, masyarakat Minangkabau umumnya dibekali keahlian beladiri  Silek  (Silat), mereka biasanya juga melindungi diri dengan perbekalan senjata. Berikut adalah beberapa Senjata-Senjata Tradisional Masyarakat Minangkabau: 1. Senjata Tradisional Minan